Memaknai Kegagalan #kilascerita


    Assalamu'alaikum semua. Selamat malam dan salam hangat untuk pembaca. Kali ini aku akan menulis tentang "Memaknai Kegagalan". Tadi sore, tepatnya pulang dari kampus. Aku berbincang banyak sekali hal dengan temanku. entah kenapa kita jadi membicarakan seputar pelajaran hidup. 

    Kita sudah temenan sejak SD. Tapi kita deket ya baru-baru ini saat ingin mendaftar kuliah. Kita sama-sama berjuang bareng, mulai dari belajar bareng, mendaftar bareng, tes masuk PTN bareng, bahkan kita mengalami kegagalan bareng. Sebut saja dia Bulan (hanya nama samaran). 

    Tepat satu tahun yang lalu, aku dan Bulan mendaftar disalah satu PTN di Kota Solo yaitu Universitas Sebelas Maret (UNS). tidak ingin aku sensor namanya, ya karena memang tidak perlu. Waktu itu Bulan sangat-sangat kecewa. Bulan saja? tidak! tentu saja aku juga kecewa. Kita sama-sama kecewa. Bagaimana sih perasaan seseorang yang mengaharapkan sesuatu tetapi tidak bisa meraihnya? tentu saja akan merasa terpuruk. Apalagi ini mengenai masa depan. Kita fikir, kita cuma gagal kali ini tapi ternyata tidak! semua jalur masuk PTN sudah kita jalani tapi tetap saja kita tidak lolos. Akhirnya kita mendaftar salah satu universitas swasta di Kota Solo, sebut saja Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). 

    Saking kecewanya sampai-sampai Bulan tidak mau jika diajak ke UNS. Sudah sakit hati katanya. Kalau aku sih masih biasa aja, rencananya sih aku dan Bulan berniat ingin mencoba tahun berikutnya. 

    Sudah 2 semester, kurang lebih satu tahun aku menempuh pendidikan di UMS. Rasanya aku sangat tertekan. Mulai dari mata kuliahnya, teman-teman yang ga sefrekuensi denganku, sampai merasa bahwa aku tidak ingin kuliah di universitas swasta ini. Berat! berat sekali dan berkali-kali aku ingin pindah. 

    Ini tahun ke-2. Tahun dimana pendaftaran universitas dibuka bertepatan juga aku sudah semester 3 di UMS. Karena masih dengan rasa penasaranku kenapa aku tidak bisa lolos PTN, aku mencoba lagi untuk mengikuti tes masuknya (SBMPTN). dan aku masih dengan universitas yang sama bedanya sekarang aku berjuang sendiri. Bulan sudah tidak ingin mencobanya lagi. Katanya "Aku sudah ikhlas disini".

    Siang-malam aku habiskan waktuku untuk belajar dan memahami materi yang akan diujikan. Aku sudah yakin aku bakal lolos, ya walaupun masih dirundung ketakutan akan gagal lagi. Karena aku suka menggambar dan sesuatu yang berbau seni, akhirnya aku berani untuk mengambil jurusan seni. Walaupun kerap kali ragu itu muncul. Bulan menyemangatiku, disisi lain di setengah hati karena takut aku tinggal kalau aku keterima di PTN. 

    Setelah rangkaian perjuangan yang panjang, akhirnya aku melaksanakan tes SBMPTN. Aku hanya bisa pasrah apapun hasilnya. 1 bulan aku menunggu hingga tiba hari pengumuman tiba. Perasaan rasanya ga karuan, campur aduk, adem-panas, nano-nano.  Aku beranikan untuk membukanya dengan penuh doa dan diawali bismillah. 

Dan.... 

Hasilnya...

Damn!!!

    Aku gagal lagi! Kecewa untuk kesekian kalinya. merasakan sakit hati yang benar-benar sakit. Kecewa yang amat mendalam. Mungkin ini yang dirasakan Bulan waktu itu;sakit hati karena tidak lolos. Rasanya Tuhan tidak pernah adil dengan jalan hidupku. Saat itu aku hanya bisa menyalahkan diriku dan juga Tuhan. Menyalahkan keadaan karena semesta tidak pernah berpihak denganku. Bahkan sempat berfikir Tuhan ciptain aku hanya untuk uji coba tentang kegagalan sehingga aku tidak pernah diberikan keberhasilan.  Aku merasa usahaku sudah maksimal, do'a ku juga tak pernah putus setiap waktu. Tapi tetap saja aku masih gagal.

    Semua orang menyemangatiku. Saat itu juga aku masih menganggap mereka hanya menyepelekanku karena aku gagal lagi. sebenarnya mereka tertawa diraut wajah sedih yang ditampilkan didepanku. Aku merasa saat itu juga, semua impianku ga ada gunanya. Percuma aku punya mimpi karena itu hanya akan jadi angan semata. 

    Beberapa hari setelah pengumuman itu, aku tetap melaksanakan kewajibanku sebagai seorang mahasiswi universitas swasta. mahasiswi semester 3 prodi Hukum Ekonomi Syariah. 

    Lambat laun aku sadar, sesuatu yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita. begitupun sebaliknya. Manusia diciptakan sudah memiliki takdir sesuai proporsinya masing-masing. Yang gagal akan sukses dan yang sukses pun pernah merasakan kegagalan. Hidup itu tentang bagaimana kita berproses, soal kesuksesan itu adalah sebuah giveaway yang Tuhan berikan untuk kita,. 

    Dengan kegagalan ini aku jadi tau arti hidup. Aku jadi tau arti bangkit, aku jadi bisa merasakan terpuruk tanpa ada orang lain kecuali diriku sendiri. Kalau kata Bulan, "Hidup ini tidak mengenai sesuatu yang HARUS!" Hidup ini tidak hanya mengenai sesuatu yang kita mau harus kita dapatkan. Tapi hidup ini soal pelajaran hidup. Soal bagaimana kita bertahan dan seberapa kuat kita melalui semuanya. Lika-liku hidup akan selalu ada. 

     Walaupun aku tidak jadi kuliah di Fakultas Seni, tapi bukan berarti aku tidak bisa jadi seniman kan?. Walaupun nantinya aku bekerja tidak sesuai passionku, bukan berarti aku akan jadi manusia gagal kan? Kalau kita kerja bukan pada passion kita, ga idealis dong namanya? Kalau kita kerja ga sesuai passion tapi duitnya gede? Ya jalanin!. Nah, duit dari kita kerja itu yang akan memenuhi idealisme kita. Jangan jadi manusia yang banyak gengsi! Hidup ga makan gengsi kalo ga pingin mati.

    Aku sudah menerima kalau aku memang mahasiswi universitas Swasta. Bodo Amat tentang omongan orang. Karena aku sadar, kita ga akan pernah bisa menghentikan pikiran dan membungkam omongan orang. Apa yang kita lakukan tidak akan pernah cukup untuk memenuhi hasrat mereka. Ini hidupku dan semua tentangku karena aku yang menjalani. 

    Manusia berhak sukses. Aku, kamu, dan kita semua akan sukses dengan cara kita masing-masing.

    Percakapan sore ini diatas motor mio berwarna biru sangat membuka pandanganku. Banyak hal yang aku dapatkan dari percakapan 30 menit diatas motor itu. Semangatlah menjalani hidup! karena hidupmu bukan hanya untuk kamu, tetapi juga kedua orang tuamu! SEMANGAT!

Sampai Jumpa di next conversation bersama orang-orang yang akan mengisi tulisn diblog ini. Terimakasih atas waktunya untuk membaca tulisan ini. Semoga harimu menyenangkan selalu dan semanis gula jawa. Sukses!

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eps 02 (Ocehan Anak Pertama) #kilastanya

Eps 03 (Ayahku Adalah Nahkoda Hidupku) #kilastanya

Eps 01 (Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang lain) #kilastanya